Kamis, 11 Oktober 2012

Pemimpin Harus Bisa Menyelesaikan Perselisihan Dengan Cepat dan Tepat

Ditengah rutinitas mengerjakan tugas kuliah, aktifitas wirausaha dan berbagai macam hal ditengah kesibukan, yaa Alhamdulillah masih bisa membuat tulisan. Tulisan ini sebenarnya merupakan kultum dari seorang sahabat saat pengajian. Dia tidak menyebutkan judul, karena di awal kultum dia langsung mencoba membacakan beberapa ayat dalam Al-Qurán. Jadi judul di atas merupakan
buah pemikiranku saja berdasarkan kesimpulan akhir.

Surat Al-Qurán yang dibacakan tersebut adalah QS. Al-Baqarah ayat 113 dan QS. AL-Imron ayat 103-105. Kedua surat tersebut menceritakan tentang perselisihan dan bagaimana Rasul Muhammad SAW menyikapinya.

Dalam QS. Al-Baqarah ayat 113, menceritakan tentang perselisihan antara orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa’id atau ‘Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas dikemukakan, bahwa ketika orang-orang Nasrani Najran menghadap kepada Rasul Muhammad SAW datang pulalah orang-orang Yahudi. Mereka bertengkar di hadapan Rasulullah Saw. Berkatalah Rafi’ bin Khuzaimah (Yahudi) “Kamu tidak berada pada jalan yang benar, karena menyatakan kekufuran kepada Nabi Isa dan kitab injilnya”. Seorang dari kaum Nasrani Najran membantahnya dengan mengatakan “Kamu pun tidak berada di atas jalan yang benar, karena menentang kenabian Musa dan kufur kepada Taurat”. Maka Allah menurunkan ayat ini (Al-Baqarah ayat 113), sebagai jawaban atas pertengkaran mereka. Dan Rasulullah menyelesaikan perselisihan tersebut dengan cepat dan tepat tanpa menimbulkan perselisihan serupa di kemudian hari.

Kemudian dalam QS. AL-Imron ayat 103-105, menceritakan tentang perselisihan antara dua orang dari dua suku di madinah yakni Aus dan Khazraj. Diriwayatkan oleh Faryabi dan Ibnu Abu Hatim bersumber dari Ibnu Abbas, dikatakan bahwa di masa jahiliah sebelum kedatangan islam, antara suku Aus dan Khazraj selalu perselisihan, jika bertemu mereka selalu berperang. Kemudian setelah islam datang mereka akhirnya dipersatukan dibawah islam. Suatu ketika dimasa kepemimpinan Rasulullah, ada dua orang dari suku Aus dan Khazraj sedang duduk-duduk berbincang, lalu mereka teringat akan peristiwa yang mereka alami sebelum islam datang, hingga mereka pun jadi marah lalu salah satu diantaranya bangkit mengejar lainnya dengan senjata. Kemudian orang yang melihat melaporkan hal ini kepada Rasul Muhammad SAW dan turunlah ayat ini, Rasul Muhammad SAW pun bergegas menemui mereka dan menyelesaikan perselisihan antara keduanya.

Setelah mendengar cerita tersebut mungkin teman-teman bertanya apa hubungan antara gambar di awal (KPK dan Polri), Judul tulisan dan isi cerita yang aq sampaikan sebelumya. Ini sangat berhubungan erat, isi cerita yang telah disampaikan tersebut bisa kita ambil pelajaran bahwa ketika menjadi pemimpin, maka kita harus bisa bersikap cepat dan tepat terhadap suatu permasalahan yang ada. Jika permasalahan itu akan menimbulkan dampak yang berkepanjangan dan menimbulkan masalah baru maka sebaiknyalah bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat.

Berhubungan dengan hal tersebut, itulah mungkin bagian sikap pemimpin yang kita idamkan dalam menyelesaikan beberapa masalah di negeri ini. Terlebih lagi tentang kasus KPK dan Polri, mau tunggu sampai kapan permasalahan ini mau diselesaikan. Semua telah saling pegang kartu, dan akan tiba saatnya akan saling membuka. Indonesia yang kita cintai akan selalu terhambat pertumbuhan dan perkembangannya jika pemimpin-pemimpin (pejabat-red) masih mementingkan diri-sendiri dan kelompoknya masing-masing. Tetaplah berdoa untuk negeri yang kita cintai ini, dan yakinlah harapan itu masih ada.